Budaya Pernikahan di Desa Pea Jambu: Antara Tradisi, Hukum Islam, dan Norma Sosial
DOI:
https://doi.org/10.70742/ahlika.v1i1.5Keywords:
Walimatul’Urs Tradisi Pernikahan; Nilai Tradisional.Abstract
This research discusses the Walimatul'Urs tradition in Pea Jambu Village, a tradition carried out in the context of marriage. The problem of this research is that there is a cultural change and addition in the traditional eating process in the village, although the traditional process is still carried out in accordance with the previous tradition. The purpose of this study is to understand and document changes and additions in the traditional eating process, as well as to examine the community's views on these changes. The research method used is direct observation and in-depth interviews with local communities and indigenous leaders. The results of the discussion show that despite changes and additions in the traditional eating process, the community still adheres to traditional values. One of the important outcomes is the prohibition of taking food at a party without a permit, which is considered stealing and is prohibited in Islamic teachings. In conclusion, although there are some changes, the core values of the Walimatul'Urs tradition are still maintained by the people of Pea Jambu Village.
[Abstrak: Penelitian ini membahas tradisi Walimatul’Urs di Desa Pea Jambu, sebuah tradisi yang dilaksanakan dalam rangka pernikahan. Permasalahan penelitian ini adalah adanya perubahan budaya dan penambahan dalam proses makan adat di desa tersebut, meskipun proses adat tetap dilaksanakan sesuai dengan tradisi sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dan mendokumentasikan perubahan serta penambahan dalam proses makan adat, serta memeriksa pandangan masyarakat terhadap perubahan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi langsung dan wawancara mendalam dengan masyarakat setempat dan tokoh adat. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa meskipun ada perubahan dan penambahan dalam proses makan adat, masyarakat tetap memegang teguh nilai-nilai tradisional. Salah satu hasil penting adalah adanya larangan mengambil makanan di tempat pesta tanpa izin, yang dianggap sebagai tindakan mencuri dan dilarang dalam ajaran Islam. Kesimpulannya, meskipun terdapat beberapa perubahan, nilai-nilai inti dari tradisi Walimatul’Urs tetap dipertahankan oleh masyarakat Desa Pea Jambu
Downloads
References
Khairuddin , Hidayah, N. NOT ONLY FOR BEAUTY BUT ALSO FOR A BETTER FUTURE: The Ritual of Potong Konde at the Wedding Reception among Muslims of Gunung Meriah Aceh Al-Ahwal, 2022, 15(2), pp. 295–309
Khairuddin, Khairuddin. "KHAZANAH ADAT DAN BUDAYA SINGKIL: Mengungkap Keagungan Tradisi Dan Memelihara Kebudayaan." Yogyakarta: Zahir Publishing (2020).
Khairuddin, Memakai Hine Sebagai Syarat Dalam Perkawinan Pada Masyarakat Kuta Tinggi Aceh Al-Ahwal., 2020, 13(2), pp. 108–118
Khairuddin, Witro, D. , Nurasih, W. , Yulianti, H. , Agustina, Belo Bellen as Compulsory Delivery in Aceh Singkil Wedding; 'Urf and Islamic Law Anthropology Review A. Al-Ihkam: Jurnal Hukum dan Pranata SosialThis link is disabled., 2024, 19(2), pp. 151–173
Omar, A, H. "Pantang Larang Dalam Kalangan Orang Melayu: Analisis Dari Persoektif Teori SPB4K", Melayu: Jurnal Antarabangsa Dunia Melayu, 7 (1), 2014. hlm76-97
Rahmat Ilyas, “Etika Konsumsi Dan Kesejahteraan Dalam Perspektif Ekonomi Islam”, At- Tawassuth, Vol. 1, No. 1, 2016.
Ramli, M, A., dan Jamaludin, M, A. “Budaya Makanan Dan Pemakanan Halal Dalam Kalangan Masyarakat Melayu Menurut Perspektif Islam”. Accelerating the world's research. 2016.
Yolanda, H, P., dan Atina Shofawati, “Pola Perilaku Konsumsi Islami Mahasiswa Muslim Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga Ditinjau Dari Tingkat Religiusitas”, JESTT, Vol. 2 No. 7, 2015.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Firmansyah Reza; Khairuddin Khairuddin

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.