https://journal.abdurraufinstitute.org/index.php/khazanah/issue/feedKhazanah: Journal of Religious and Social Scientific 2025-06-05T16:54:21+00:00Khairuddinkhazanahjournal23@gmail.comOpen Journal Systems<p align="justify"><strong>Khazanah: Journal of Religious and Social Scientific</strong> is a high-quality, peer-reviewed, open-access research journal published by Yayasan Abdurrauf Cendekia Nusantara, based in Singkil, Aceh, Indonesia. This journal regularly publishes scholarly articles and research reports three times a year—in March, July, and November.</p> <p align="justify">The name <em data-start="396" data-end="408">"Khazanah"</em> is derived from the Arabic term, meaning "treasury" or "repository of knowledge." This name reflects the journal’s mission as an academic platform that collects, preserves, and advances the intellectual heritage in the fields of religious and social studies. The journal not only focuses on normative religious thought but also examines the social, cultural, and communal dynamics that intertwine with religious values.</p> <p align="justify">As an international academic platform, <em data-start="880" data-end="890">Khazanah</em> encourages interdisciplinary approaches in every publication and critically engages with a wide range of topics, including but not limited to: interfaith studies, religious studies, cultural anthropology, intercultural and comparative theology, law, economics, humanities and cultural studies, politics, and the dynamic interaction between secularism and religion. With an open and progressive scientific spirit, this journal aims to enrich the treasury of contextual, relevant, and solution-oriented Islamic and social knowledge for contemporary society. Despite its broad scope, novelty and originality of issues remain the top priorities in its publication process.</p>https://journal.abdurraufinstitute.org/index.php/khazanah/article/view/139Perspektif Baru tentang Sahnya Perkawinan: Telaah Sosiologi - Antropologi Islam2025-01-18T16:24:08+00:00Taufiqurohman Taufiqurohmantaufiqurohman@uin-suka.ac.idRasdiana Rasdianataufiqurohman@uin-suka.ac.idArlizza Muzayyanahtaufiqurohman@uin-suka.ac.id<p>This article examines the validity of marriage from a sociological and anthropological perspective within the framework of Islamic law. Marriage, as both a legal and religious institution, is analyzed for its normative requirements and administrative implications. It focuses on the dual aspects of marriage recognition: religious legality and civil documentation, exploring their interplay in achieving legitimate and stable family foundations. The study discusses Islamic jurisprudence (fikih) regarding the concept of akad nikah (marriage contract), the role of witnesses, and the principle of public declaration. Additionally, it reviews the Indonesian Marriage Law (Law No. 1 of 1974), emphasizing the necessity of civil registration for legal recognition and protection under the law. The findings reveal two dominant perspectives: one viewing registration as a requirement for marriage validity, and another considering it a purely administrative process. This dichotomy highlights ongoing debates surrounding unregistered marriages (nikah sirri) in Indonesia. Using a normative and socio-legal methodology, this article argues that civil registration is essential for securing legal rights while maintaining the sanctity of religious rites. It concludes that integrating religious and civil obligations is crucial for a harmonious societal framework and legal certainty in marital relationships. Keywords: Marriage Registration, Validity of Marriage, Sociology - Anthropology</p>2025-03-18T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Taufiqurohman Taufiqurohman, Rasdiana Rasdiana, Arlizza Muzayyanahhttps://journal.abdurraufinstitute.org/index.php/khazanah/article/view/259Religiusitas di Era Digital Transformasi Praktik Keagamaan di Kalangan Generasi Z2025-06-05T10:25:49+00:00Sarinawati Sarinawatiwsarina20@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk-bentuk transformasi praktik keagamaan serta menganalisis perubahan pola religiusitas di kalangan Generasi Z dalam era digital. Fokus utama kajian adalah bagaimana perkembangan teknologi digital memengaruhi cara generasi ini memahami dan menjalankan praktik keagamaan. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan data pustaka, yang meliputi kajian literatur terkait religiusitas digital dan praktik keagamaan kontemporer.Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik keagamaan mengalami transformasi signifikan, seperti munculnya ibadah daring (live streaming salat, pengajian virtual), pemanfaatan aplikasi keislaman dan media sosial religius, serta kehadiran influencer keagamaan digital yang menjadi agen dakwah baru di ruang maya. Selain itu, terjadi perubahan orientasi religiusitas yang lebih bersifat personalisasi dan spiritualitas digital, dengan kombinasi nilai tradisional dan ekspresi modern serta fleksibilitas dalam waktu dan ruang praktik keagamaan. Pembahasan mengungkap dampak positif dari fenomena ini, antara lain meningkatnya literasi keagamaan dan akses dakwah yang lebih luas. Namun, terdapat pula tantangan signifikan seperti disinformasi agama, degradasi nilai spiritual, dan komodifikasi keagamaan yang dapat mengancam otentisitas dan keberlanjutan nilai-nilai keagamaan. Oleh karena itu, diperlukan penguatan literasi digital religius dan pendekatan dakwah kontekstual agar nilai-nilai agama tetap terjaga di ruang digital</p>2025-06-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Sarinawati Sarinawatihttps://journal.abdurraufinstitute.org/index.php/khazanah/article/view/260Ruang Publik dan Wacana Agama: Dinamika Dakwah di Tengah Polarisasi Sosial2025-06-05T11:08:48+00:00Murniati Murniatimurniati@gmail.com<p style="text-align: justify;">Artikel ini membahas dinamika dakwah Islam di ruang publik dalam konteks polarisasi sosial yang kian meningkat di masyarakat multikultural. Transformasi ruang publik dari fisik ke digital telah mengubah pola komunikasi keagamaan, di mana dakwah kini tidak lagi terbatas pada masjid atau majelis taklim, tetapi hadir secara masif di media sosial. Dakwah dalam ruang digital menghadapi tantangan serius, seperti segmentasi audiens, politisasi agama, dan munculnya narasi eksklusif yang memperkuat polarisasi identitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka, mengkaji berbagai literatur akademik, media daring, serta teori ruang publik dan komunikasi keagamaan. Hasil kajian menunjukkan bahwa dakwah dapat berfungsi sebagai alat pemersatu maupun pemecah tergantung pada narasi dan pendekatan yang digunakan. Oleh karena itu, diperlukan model dakwah yang kontekstual, inklusif, dan reflektif terhadap kondisi sosial-politik masyarakat. Temuan ini memberikan implikasi penting bagi pendakwah, institusi keagamaan, serta pembuat kebijakan dalam menciptakan ruang publik yang sehat dan damai.</p>2025-06-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Murniati Murniatihttps://journal.abdurraufinstitute.org/index.php/khazanah/article/view/261Agama dan Solidaritas Sosial Studi atas Peran Komunitas Keagamaan dalam Penanganan Krisis Pascapandemi2025-06-05T11:33:38+00:00Rajikin Manikrajikin17@gmail.com<p style="text-align: justify;">Artikel ini mengkaji peran komunitas keagamaan dalam penanganan krisis pascapandemi COVID-19 dengan fokus pada solidaritas sosial yang muncul di dalamnya. Menggunakan pendekatan kualitatif dan studi kepustakaan, penelitian ini mengidentifikasi berbagai bentuk solidaritas sosial yang diwujudkan, seperti bantuan pangan, dukungan psikososial, dan edukasi kesehatan. Mekanisme internal komunitas serta kolaborasi dengan pemerintah dan lembaga sosial turut diperhatikan sebagai faktor penting dalam efektivitas penanganan krisis. Selain itu, artikel ini membahas dampak positif yang diperoleh masyarakat serta tantangan yang dihadapi komunitas keagamaan, termasuk keterbatasan sumber daya dan regulasi kesehatan. Peran media dan teknologi digital juga dianalisis sebagai sarana memperluas jangkauan solidaritas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai agama menjadi motivasi utama yang menguatkan solidaritas sosial, sekaligus memberikan makna religius bagi pelaku dan penerima bantuan. Artikel ini menegaskan pentingnya pengembangan kapasitas organisasi komunitas keagamaan dan pendekatan inklusif agar peran mereka dapat semakin optimal dalam menghadapi krisis sosial. Rekomendasi disampaikan kepada komunitas keagamaan, pemerintah, dan masyarakat untuk memperkuat sinergi dalam membangun solidaritas sosial di masa depan.</p>2025-06-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Rajikin Manikhttps://journal.abdurraufinstitute.org/index.php/khazanah/article/view/264Islam Progresif di Tengah Arus Post-Truth Society2025-06-05T16:54:21+00:00Khairuddin Khairuddinkhairuddinazka15@gmail.com<p>Fenomena post-truth society yang menempatkan emosi dan opini pribadi di atas fakta objektif memberikan dampak signifikan pada wacana keagamaan. Munculnya polarisasi, penyebaran hoaks keagamaan, dan tafsir sempit semakin marak di ruang publik digital. Artikel ini membahas tantangan tersebut dan menawarkan pendekatan Islam progresif sebagai solusi yang rasional, inklusif, dan kontekstual. Pendekatan Islam progresif menegaskan pentingnya rasionalitas dan etika keilmuan melalui tradisi ijtihad dan nalar kritis, sekaligus mengedepankan inklusivisme dan dialog sosial sebagai respons terhadap pluralisme. Narasi alternatif berbasis nilai rahmatan lil alamin serta peran komunitas Islam progresif di media sosial menjadi kunci menghadapi polarisasi digital. Studi ini menggunakan metode kepustakaan untuk menganalisis fenomena tersebut dan mengemukakan relevansi Islam progresif di era modern.</p>2025-06-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Khairuddin Khairuddin