https://journal.abdurraufinstitute.org/index.php/arsos/issue/feedAbdurrauf Social Science2025-03-14T00:00:00+00:00Admin Abdurrauf Cendekia Nusantaraabdurraufsocialscience@gmail.comOpen Journal Systems<p align="justify"><strong>Abdurrauf Social Science</strong> is a leading peer-reviewed and open-access journal that publishes scholarly works specializing in the Social Sciences, with a particular emphasis on contemporary Asian issues through interdisciplinary and multidisciplinary approaches. The journal seeks to publish articles that address economic, political, socio-cultural, and educational issues. Abdurrauf Social Science provides open access to its content and is licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA), which is the optimal license for the publication, distribution, use, and reuse of scholarly work.The journal is published twice a year, in March and September.</p>https://journal.abdurraufinstitute.org/index.php/arsos/article/view/64Sharpening Kindergarten Children’s Creativity by Learning Numbers Through Plasticine2025-02-22T15:17:50+00:00Nurhikmah Nurhikmahhikmahnur192@gmail.comNur Indah Purnamasarinurindahpurnamasari698@gmail.com<p>This study aims to explore the effectiveness of using plasticine as a learning medium for numbers in kindergarten (TK) Wulil Amri Mannurukki. The research employs a qualitative approach with a descriptive method to observe and analyze the impact of plasticine use on the cognitive development, creativity, and fine motor skills of children aged 4–6 years. The study subjects consist of 20 kindergarten children in Gowa Regency who had never used plasticine in number learning. The results indicate that the use of plasticine significantly enhances children's understanding of numerical concepts, with 85% of the subjects able to recognize and form numbers 1–10 after the intervention. Additionally, plasticine stimulates children's creativity, as evidenced by their ability to further create with numbers and related objects. Fine motor skills also show positive development, marked by improved ability to manipulate plasticine and perform other motor activities. This study concludes that plasticine is an effective and enjoyable learning medium, particularly at TK Wulil Amri Mannurukki, as it not only strengthens children's numerical understanding but also hones their creativity and fine motor skills. Therefore, plasticine is worth considering as an alternative learning medium for numbers in early childhood education</p>2025-03-14T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Nurhikmah Nurhikmah, Nur Indah Purnamasarihttps://journal.abdurraufinstitute.org/index.php/arsos/article/view/173Penerapan Model Fun Learning Dalam Peningkatan Hafalan Al -Qur’an Pada Siswa Kelas VII SMP Darul Muta’allimin Tanah Merah Kabupaten Aceh Singkil2025-03-02T07:49:37+00:00Abdul Rajabrajab19860827@gmail.comIbrahim Ibrahimibrahimaswet@gmail.com<p><em>The success of the learning process is influenced by several factors, one of which is the selection of an appropriate learning model. Based on observations of seventh-grade students at SMP Darul Muta’allimin, Aceh Singkil, the learning models used by teachers have not been sufficiently varied. The Qur'anic memorization method remains monotonous, making the learning process less engaging and repetitive. As a result, students' progress in tahfiz has not met the established proficiency criteria. This study aims to examine the implementation of the Fun Learning model in improving Qur'anic memorization among seventh-grade students at SMP Darul Muta’allimin, Aceh Singkil. The study employs a classroom action research (CAR) methodology, using an intervention-based cyclical research design following the Kemmis and Taggart model. Data collection was conducted through observational methods, where the researcher assessed students' Qur'anic memorization abilities using evaluation sheets. The findings indicate a significant improvement in students’ Qur'anic memorization abilities following the implementation of the Fun Learning model. The application of this learning model had a positive impact on students' memorization outcomes, as reflected in the increasing mastery levels recorded across the research cycles: Cycle I (54%), Cycle II (92%), and Cycle III (100%). The implementation of the Fun Learning model proved to be an effective strategy for enhancing students' Qur'anic memorization, helping them feel more prepared for subsequent memorization tasks.</em></p> <p><strong> </strong>[Keberhasilan dalam proses Pembelajaran di pengaruhi oleh beberapa factor, salah satu diantaranya ialah pemilihan model pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan pengamatan siswa kelas VII di SMP Darul Muta’allimin Aceh Singkil, penggunaan model pembelajaran oleh guru belum variatif, metode Hafalan Al-Qur’an masih menoton, membuat pembelajaran Hafalan Al-Qur’an kurang menarik dan menoton, sehingga berdampak pada peningkatan Tahfizd siswa yang belum tercapai Kriteria Ketuntasan yang ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Model Pembelajaran fun learning dalam meningkatkan hafalan al-qur’an siswa kelas VII di SMP Darul Muta’allimin Aceh Singkil Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas, desain intervensi tindakan atau rancangan siklus penelitian menggunakan metode Kemmis dan Taggart. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi. Peneliti mengumpulkan data dengan mengobservasi kemampuan Hafalan al–Qur’an siswa pada lembar penilaian. Hasil Penelitian terjadi peningkatan kemampuan hafalan Al-Qur’an pada siswa kelas VII SMP Darul Muta’allimin Aceh Singkil setelah penerapan model Fun Learning. Pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Fun Learning memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil hafalan Al-Qur’an siswa di SMP Darul Muta’allimin Aceh Singkil yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar hafalan peserta didik dalam setiap siklus, yaitu Pada Hafalan Al-Qur’an siklus I ( 54 %), siklus II ( 92 & ) dan sikulus III (100 %). Penerapan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Fun Learning efektif untuk meningkatkan hafalan Al-Qur’an peserta didik yang telah dilaksanakan peserta didik selama ini, sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi hafalan berikutnya].</p>2025-03-14T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Abdul Rajab, Ibrahim Ibrahimhttps://journal.abdurraufinstitute.org/index.php/arsos/article/view/152The Axiological Implementation of Islamic Education in Character Development: A Case Study at Al-Maahira IIBS Malang2025-02-22T15:23:27+00:00Reni Dwi Anggrainirainy.anggraini0810@gmail.comDimas Tri Praboworainy.anggraini0810@gmail.comRima Lailatul Husnarainy.anggraini0810@gmail.comA. Nurul Kawakibrainy.anggraini0810@gmail.com<p>This study aims to analyze and describe how the axiology or values of Islamic education play a role in the formation and development of students character within the environment of Al-Maahira IIBS Islamic boarding school in Malang. This research employs descriptive qualitative methods, with data collected through observation, interviews, and documentation. The primary data is derived from observations conducted by the researchers at the research site, supported by secondary data from documents such as lesson schedules, lesson plans, daily journals, attendance records, and profiles obtained from the Al-Maahira website. The results of this study indicate changes or influences from the learning outcomes of religious subjects and the habituation of spirituality by making teachers and musyrifahs as role models in the development of students' character at Al-Maahira IIBS Junior High School in Malang. Students, mostly from financially well-off families and lacking parental attention, present challenges in developing character in accordance with Islamic educational principles. Thus, this research aims to provide contributions to educators, students, and educational policymakers in the process of character formation based on the values and principles of Islamic education.</p> <p>[</p> <p><em>Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan bagaimana aksiologi atau nilai pendidikan islam berperan dalam pembentukan dan pengembangan karakter peserta didik dalam lingkungan pondok pesantren Al-Maahira IIBS Malang. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara serta dokumentasi, untuk data primer sendiri berasal dari observasi yang peneliti lakukan di lokasi penelitian, serta didukung oleh data sekunder yang berasal dari dokumen-dokumen seperti jadwal pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jurnal harian, absensi, serta profil yang dapat peneliti ambil dari website Al-Maahira sendiri. Hasil penelitian ini menunjukkan mengenai adanya perubahan atau pengaruh dari hasil pembelajaran mata pelajaran keagamaan serta pembiasaan sipritualitas dengan menjadikan guru dan musyrifah sebagai role model pada pengembangan karakter peserta didik di SMP Al-Maahira IIBS Malang. Peserta didik yang kebanyakan berasal dari latar belakang keluarga yang berkecukupan secara finansial dan kurang akan perhatian orang tua menjadi permasalahan yang melatarbelakangi adanya karakter peserta didik yang kurang sesuai dengan prinsip pendidikan islam, maka penelitian ini hadir dengan tujuan untuk memberikan kontribusi bagi pendidik, peserta didik, dan pengambil kebijakan pendidikan dalam proses pembentukan karakter peserta didik berdasarkan nilai-nilai dan prinsip pendidikan Islam].</em></p>2025-03-17T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Reni Dwi Anggraini, Dimas Tri Prabowo, Rima Lailatul Husna, A. Nurul Kawakibhttps://journal.abdurraufinstitute.org/index.php/arsos/article/view/176Strategi Pembelajaran Aktif untuk Meningkatkan Partispasi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di UPTD SPF SDN Cibubukan2025-03-04T00:13:37+00:00Lidawati Lidawatilidawatimanda@gmail.comLina Gayolina739265@gmail.com<p><em>Student participation in learning is a crucial factor in achieving optimal educational outcomes. However, in many elementary schools, including UPTD SDN Cibubukan, low student engagement in Islamic Religious Education (IRE) classes remains a challenge. This study aims to examine the effectiveness of active learning strategies in enhancing student participation in IRE at UPTD SDN Cibubukan. This research employs a qualitative approach with a case study design. Data were collected through classroom observations, interviews with teachers and students, and document analysis. The implementation of various innovative teaching methods, such as group discussions, problem-based learning (PBL), and educational games, was analyzed to assess their impact on student engagement. The findings indicate that active learning strategies significantly enhance student participation in IRE classes. Group discussions encourage students to share ideas, express opinions, and collaborate in problem-solving, thereby improving their understanding of the material while developing social and communication skills. The PBL method provides students with real-life scenarios that enhance their critical thinking and problem-solving abilities. Additionally, educational games create an enjoyable and interactive learning environment, increasing student motivation and participation. The results show a noticeable improvement in student engagement, as evidenced by an increased number of students asking and answering questions, actively participating in class discussions, and enthusiastically engaging in educational games. These findings confirm that active learning strategies are highly effective in fostering student involvement and motivation, ultimately contributing to better learning outcomes in Islamic Religious Education. </em></p> <p><strong>[</strong><strong> </strong>Partisipasi siswa dalam pembelajaran merupakan faktor penting dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Namun, rendahnya keterlibatan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) masih menjadi tantangan di banyak sekolah dasar, termasuk di UPTD SDN Cibubukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas strategi pembelajaran aktif dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran PAI di sekolah tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi kelas, wawancara dengan guru dan siswa, serta analisis dokumen. Implementasi berbagai metode pembelajaran inovatif, seperti diskusi kelompok, pembelajaran berbasis masalah (PBL), dan permainan edukatif, dianalisis untuk menilai dampaknya terhadap keterlibatan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran aktif secara signifikan meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran PAI. Diskusi kelompok mendorong siswa untuk berbagi ide, mengemukakan pendapat, dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah, sehingga tidak hanya meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi. Metode PBL memberikan kesempatan bagi siswa untuk menghadapi situasi nyata yang mendorong kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Selain itu, permainan edukatif menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan interaktif, sehingga meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa. Peningkatan partisipasi siswa terlihat jelas melalui tingginya jumlah siswa yang bertanya, menjawab pertanyaan, serta berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas dan permainan edukatif. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa strategi pembelajaran aktif terbukti sangat efektif dalam meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa, yang pada akhirnya berdampak positif terhadap hasil belajar mereka dalam Pendidikan Agama Islam].</p>2025-03-14T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Lidawati Lidawati, Lina Gayohttps://journal.abdurraufinstitute.org/index.php/arsos/article/view/180Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menulis Teks Eksplanasi Melalui Permainan Hurup Hijaiyah Di Kelas II UPTD SPF SD Negeri Tanah Bara, Aceh2025-03-05T03:40:17+00:00Sarinawati Sarinawatiwsarina20@gmail.com<p><em>The teacher-centered learning system results in students being less active in the learning process, which negatively impacts their writing skills. Therefore, a more innovative and engaging teaching method is required to enhance students' motivation to learn. This study aims to improve students' ability to write explanatory texts using Hijaiyah letters through the implementation of a word game-based learning method. The research employs a Classroom Action Research (CAR) approach based on the Kemmis & McTaggart model, which consists of four stages in each cycle: planning, action, observation, and reflection. The subjects of this study were second-grade students at UPTD SPF SD Negeri Tanah Bara, with data collected through observation, writing tests, and documentation of students’ written work. The findings indicate that the application of the word game-based method using Hijaiyah letters significantly enhances students’ ability to write explanatory texts. This improvement is evidenced by the increase in the number of students achieving the Minimum Mastery Criteria (KKM) score to over 75%. Additionally, students became more active and enthusiastic during the learning process. In conclusion, the word game-based method using Hijaiyah letters can serve as an effective strategy for enhancing students' writing skills. Furthermore, it can be considered an alternative approach to language and literacy instruction at the elementary school level.</em></p> <p>[Sistem pembelajaran yang masih berpusat pada guru menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses belajar, sehingga berdampak pada rendahnya keterampilan menulis mereka. Oleh karena itu, diperlukan metode pembelajaran yang lebih inovatif dan menarik agar siswa lebih termotivasi untuk belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi berbasis huruf Hijaiyah melalui penerapan metode permainan kata. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis & McTaggart yang terdiri dari empat tahap dalam setiap siklus: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II UPTD SPF SD Negeri Tanah Bara, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, tes menulis, dan dokumentasi hasil tulisan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode permainan kata berbasis huruf Hijaiyah secara signifikan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hingga lebih dari 75%. Selain itu, siswa menjadi lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa metode permainan kata berbasis huruf Hijaiyah dapat menjadi strategi yang efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa, serta dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran bahasa dan literasi di tingkat sekolah dasar].</p>2025-03-14T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Sarinawati Sarinawatihttps://journal.abdurraufinstitute.org/index.php/arsos/article/view/163Revitalizing Waqf Institutions: A Sustainable Solution for Vocational Education and Out-of-School Children in Northern Nigeria2025-02-24T15:55:33+00:00Shafi’u Mahmud Saniabubakaradamu1980@gmail.comAdamu Abubakar Muhammadaamuhammad@fukashere.edu.ngISA Abubakar Dutsin- Amareabubakaradamu1980@gmail.comZuwaira Jibril Muhammadabubakaradamu1980@gmail.com<p> In Northern Nigeria, the growing number of out-of-school children and the difficulties associated with vocational education provide a serious obstacle to sustainable development. Socioeconomic disparities, a lack of adequate government financing, and ineffective institutional frameworks are the main causes of these problems. The potential role of restoring waqf (Islamic endowment) organizations as a long-term solution to these issues is examined in this research. In Islamic nations, waqf organizations have traditionally played a significant role in funding social welfare, healthcare, and education. Waqf can offer the infrastructure and resources required to support vocational education and reintegrate out-of-school youth into the educational ecosystem by utilizing their innate values of generosity and community empowerment. The study emphasizes the working mechanisms of waqf and its applicability to contemporary socio-economic requirements by combining qualitative and quantitative research methodologies. It looks at effective waqf models in other Islamic countries and assesses how well they work in Northern Nigeria. It also provides a strategic framework for waqf institution revitalization, which includes capacity building, legal reforms, and waqf integration with current public and commercial programs. The results show that a well-designed waqf system may sustainably fund educational facilities, scholarships, and vocational training centers, lowering poverty and promoting economic independence among underserved areas. The study comes to the conclusion that government agencies, religious institutions, and civil society organizations must work together to revive waqf institutions for addressing the existing challenges in the vocational education, and out-of-school children circle in northern Nigeria. By addressing the dual challenge of vocational education and out-of-school children, waqf institutions can play a transformative role in shaping a more equitable and prosperous Northern Nigeria. </p> <p>[Di Nigeria Utara, meningkatnya jumlah anak yang tidak bersekolah serta berbagai kendala dalam pendidikan kejuruan menjadi hambatan serius bagi pembangunan berkelanjutan. Ketimpangan sosial-ekonomi, kurangnya pendanaan pemerintah yang memadai, serta kelemahan dalam kerangka kelembagaan merupakan faktor utama yang menyebabkan permasalahan ini. Penelitian ini mengkaji potensi revitalisasi lembaga wakaf sebagai solusi jangka panjang terhadap permasalahan tersebut. Dalam sejarah negara-negara Islam, lembaga wakaf telah memainkan peran penting dalam pembiayaan kesejahteraan sosial, layanan kesehatan, dan pendidikan. Dengan mengedepankan nilai-nilai kedermawanan dan pemberdayaan komunitas, wakaf dapat menyediakan infrastruktur dan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung pendidikan kejuruan serta mengintegrasikan kembali anak-anak yang tidak bersekolah ke dalam sistem pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif untuk menganalisis mekanisme kerja wakaf dan relevansinya terhadap kebutuhan sosial-ekonomi kontemporer. Studi ini juga menelaah model wakaf yang berhasil diterapkan di negara-negara Islam lainnya serta mengevaluasi efektivitasnya di Nigeria Utara. Selain itu, penelitian ini mengusulkan kerangka strategis untuk revitalisasi lembaga wakaf, yang mencakup peningkatan kapasitas, reformasi hukum, dan integrasi wakaf dengan program publik serta sektor swasta yang telah ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem wakaf yang dirancang dengan baik dapat secara berkelanjutan membiayai fasilitas pendidikan, beasiswa, dan pusat pelatihan kejuruan, sehingga berkontribusi dalam pengurangan kemiskinan serta peningkatan kemandirian ekonomi bagi kelompok masyarakat yang kurang beruntung. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa kolaborasi antara lembaga pemerintah, institusi keagamaan, dan organisasi masyarakat sipil sangat diperlukan dalam merevitalisasi lembaga wakaf guna mengatasi permasalahan pendidikan kejuruan dan anak-anak yang tidak bersekolah di Nigeria Utara. Dengan mengatasi tantangan ganda ini, lembaga wakaf dapat berperan secara transformatif dalam menciptakan masyarakat Nigeria Utara yang lebih adil dan sejahtera. Kata kunci: Lembaga Wakaf, Pendidikan Kejuruan, Anak Tidak Bersekolah, Nigeria Utara, Pembangunan Berkelanjutan]</p>2025-03-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Shafi’u Mahmud Sani, Adamu Abubakar Muhammad, ISA Abubakar Dutsin- Amare, Zuwaira Jibril Muhammadhttps://journal.abdurraufinstitute.org/index.php/arsos/article/view/69Kalak Kampong: Identitas dari Kesadaran Kelas dan Inferioritas di Aceh Singkil-Subulussalam2025-01-01T04:16:50+00:00Zulfikar Riza Hariz Pohanzulfikarriza@mail.ugm.ac.id<p><em>The term ‘kalak kampong’ (villagers) in Singkel (Aceh Singkil-Subulussalam) is commonly used by residents of riverbanks (julu) or hillsides (deleng). On one hand, this term is often interpreted as a hesitation to express their ethnic identity. The accusation of ‘cultural hesitation’ generally comes from local political elites in Singkel who have formed the ethnic concept known as the Singkil Tribe. In fact, the terminology ‘kalak kampong’ is an explanation of the power and economic disparities occurring in Singkel due to the persistence of modernism and developmentalism in the Aceh community. ‘Kalak kampong’ signifies that they feel inferior and not on the same social level as ‘urban people’ or communities that use the Indonesian language (urban language/Bahasa Indonesia). On the other hand, the term ‘kalak kampong’ also represents a unifying identity in Singkel, namely the unity as a traditional community that is homogeneous and industrially lagging behind modernization. This research was conducted using a descriptive analysis approach in cultural studies, with data collected through field observations and literature analysis related to ethnic identity and socio-economic dynamics in Singkel. The research aims to examine the relationship between power and economic disparities and the perception of ‘kalak kampong’ within the Aceh community. The results show that local political elites play a significant role in shaping and reinforcing the ethnic concept of the ‘Suku Singkil’ for their political and social.</em></p> <p>[Penyebutan ‘kalak kampong’ (Orang kampung) di Singkel (Aceh Singkil-Subulussalam) lazimnya digunakan oleh penduduk pinggiran sungai (julu) atau perbukitan (deleng). Di satu sisi, sebutan tersebut sering ditafsirkan sebagai kegagapan untuk menyatakan identitas kesukuan mereka. Tuduhan ‘gagap kebudayaan’ tersebut umumnya berasal dari elite-elite politik lokal di Singkel yang membentuk konsep etnis yang disebut sebagai Suku Singkil. Padahal, terminologi ‘kalak kampong’ merupakan sebuah penjelasan ketimpangan relasi kuasa dan ekonomi yang terjadi di Singkel atas langgengnya modernisme dan pembangunanisme komunitas Aceh. ‘Kalak kampong’ adalah sebutan bahwa mereka merasa lebih rendah dan tak sekelas pergaulannya dengan ‘orang kota’ atau komunitas yang menggunakan bahasa Indonesia (bahasa kota). Di sisi yang lain, penyebutan ‘kalak kampong’ juga merupakan identitas persatuan di Singkel. Penelitian ini berlangsung melalui pendekatan analisis deskriptif pada studi budaya (cultural studies), data dikumpulkan melalui observasi lapangan serta analisis literatur terkait identitas kesukuan dan dinamika sosial-ekonomi di Singkel. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara ketimpangan relasi kuasa dan ekonomi dengan persepsi 'kalak kampong' dalam komunitas Aceh. Hasilnya menunjukkan bahwa elite politik lokal memainkan peran signifikan dalam membentuk dan memperkuat konsep etnis ‘Suku Singkil’ untuk kepentingan politik dan sosial mereka].</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Aceh, Inferior, Singkel, Suku Singkil, Kelas Sosial, Modernisasi.</p>2025-04-08T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Zulfikar Riza Hariz Pohan